Wednesday 13 June 2012

Hukum Pergi Ke Dukun & Perdukunan


Kahanah (perdukunan) wazan fa’alah diambil dari kata takahhun, yaitu menerka-nerka dan mencari hakikat dengan perkara-perkara yang tidak ada dasarnya. Perdukunan di masa jahiliyah dinisbatkan kepada suatu kaum yang dihubungi oleh para setan yang mencuri pembicaraan dari langit dan menceritakan apa yang didengarnya kepada mereka. Kemudian mereka mengambil ucapan yang disampaikan kepada mereka dari langit lewat perantaraan para setan dan menambahkan pernyataan di dalamnya. Kemudian mereka menceritakan hal itu kepada manusia. Jika sesuatu terjadi yang sesuai dengan apa yang mereka katakan, maka orang-orang tertipu dengan mereka dan menja-dikan mereka sebagai rujukan dalam memutuskan perkara di antara mereka serta menyimpulkan apa yang akan terjadi di masa depan. Kerena itu, kita katakan, “Dukun adalah orang yang menceritakan tentang perkara-perkara ghaib di masa yang akan datang.” Sedangkan orang yang mendatangi dukun itu terbagi menjadi tiga macam:
Pertama, orang yang datang kepada dukun lalu bertanya kepadanya dengan tanpa mempercayainya. Ini diharamkan. Hukuman bagi pelakunya ialah tidak diterima shalatnya selama 40 malam, sebagaimana termaktub dalam Shahih Muslim bahwa Nabi Shalallaahu alaihi wasalam bersabda, 
“Barangsiapa yang datang kepada peramal lalu bertanya kepada-nya tentang suatu perkara, maka tidak diterima shalatnya selama 40 hari atau 40 malam.”

Kedua, orang yang datang kepada dukun lalu bertanya kepadanya dan mempercayai apa yang diberitakannya, maka ini merupakan kekafiran kepada Allah Subhannahu wa Ta’ala . Karena ia mempercayainya tentang pengakuannya mengetahui perkara ghaib, sedangkan mempercayai seseorang tentang pengakuannya mengetahui per-kara ghaib adalah mendustakan firman Allah Subhannahu wa Ta’ala , 
“Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah.” (An-Naml: 65). 
Karenanya, disinyalir dalam hadits shahih, 
“Barangsiapa mendatangi dukun lalu mempercayai apa yang diucapkannya, maka ia telah kafir kepada apa yang diturunkan kepada Muhammad.”


Ketiga, orang yang datang kepada dukun lalu bertanya kepadanya untuk menjelaskan ihwalnya kepada manusia, dan bahwasanya itu adalah perdukunan, pengelabuan dan penyesatan. Ini tidak mengapa. Dalil mengenai hal itu, bahwa Nabi Shalallaahu alaihi wasalam kedatangan Ibnu Shayyad, lalu Nabi Shalallaahu alaihi wasalam menyembunyikan sesuatu untuknya dalam dirinya, lalu beliau bertanya kepadanya, apakah yang beliau sembunyikan untuknya? Ia menjawab, “Asap.” Nabi Shalallaahu alaihi wasalam bersabda,
اِخْسَأْ فَلَنْ تَعْدُوَ قَدْرَكَ
“Pergilah dengan hina, kamu tidak akan melampui kemampuanmu.” 

Inilah keadaan orang yang datang kepada dukun,

Pertama, ia datang kepada dukun lalu bertanya kepadanya dengan tanpa mempercayainya dan tanpa tujuan menjelaskan ke-adaannya (kepada manusia). Ini diharamkan, dan hukuman bagi pelakunya ialah tidak diterima shalatnya selama 40 malam.
Kedua, ia bertanya kepadanya dan mempercayainya. Ini kekafiran kepada Allah Subhannahu wa Ta’ala, yang wajib atas manusia bertaubat darinya dan kembali kepada Allah. Jika tidak bertaubat, maka ia mati di atas kekafiran.
Ketiga, ia datang kepada dukun dan bertanya kepadanya untuk mengujinya dan menjelaskan keadaannya kepada manusia. Ini tidak mengapa.
Sumber: alsofwah.or.id
Al-Majmu’ ats-Tsamin min Fatawa asy-Syaikh Ibn Utsaimin, jilid 2, hal. 136-137

Thursday 17 May 2012

Hidayah & Diri Kita



Saudaraku !

Bila nikmat hidayah, Allah berikan kepada hambaNya karena kekayaannya, maka Qarun adalah orang yang paling berhak mendapat hidayah.

Bila hidayah menyapa seorang hamba karena jabatan dan pangkatnya, maka Fir'aun adalah orang yang layak meraih hidayah.

Jika anugerah Allah terbesar tersebut diberikan kepada seseorang karena kemuliaan nasab, maka Abu Thalib & Abu Lahab adalah orang yang paling tepat memperoleh nikmat itu.

Jika karunia termahal tersebut diperoleh manusia karena kepintarannya, maka Albert Einstein adalah orang yang paling berhak mendapatkannya.

Bila meraih hidayah hanya karena faktor ketampanan dan kecantikan, maka para aktor dan artis hollywood yang masih kufur kepada Allah, maka merekalah yang berhak menerima hidayah.

Saudaraku !

Bila kita bercermin kepada mereka, ternyata kita tidak lebih kaya, lebih tinggi jabatan dan pangkatnya, lebih pintar, lebih mulia nasabnya, lebih tampan dan cantik daripada mereka. Tetapi, Allah memilih kita sebagai hambanya yang menerima hidayah.

Memangnya siapa diri kita...

Sudah sepantasnyalah kita mensyukuri nikmat Allah yang sangat besar tersebut.

Referensi: Ustadz Djazuli LC Via BlackBerry Messenger

Keutamaan Mencari Nafkah

Agama Islam adalah agama yang dinamis, agama yang memotivasi pemeluknya agar giat beramal shalih. Allah Ta'ala berfirman "Maka berlomba-lombalah kamu dalam berbuat kebaikan" (Q.S. Al-Baqarah : 148). Salah satu amal shalih yang utama adalah bekerja mencari nafkah.

Mencari nafkah merupakan amal shalih yang utama bahkan hukumnya bisa menjadi wajib bagi laki-laki yang telah berkeluarga atau telah memiliki istri dan anak. Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam menganjurkan umatnya untuk bekerja mencari nafkah dan menjauhi dari meminta-minta kepada orang lain. Beliau bersabda "Sesungguhnya seorang diantara kalian membawa tali-talinya dan pergi kebukit untuk mencari kayu bakar yang diletakan dipunggungnya untuk dijual sehingga ia bisa menutupi kebutuhannya adalah lebih baik daripada meminta-minta kepada orang lain, baik mereka memberi atau tidak" (H.R. Bukhari)

Dalam mencari nafkah selain materi yang bisa kita dapatkan, kita pun dapat kesempatan untuk memperoleh pahala yang besar bila kita ikhlas mencarinya. Dari Saad bin Abi Waqqash, Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda "Sungguh tidaklah engkau menginfakan nafkah (harta) dengan tujuan mengharapkan (melihat) wajah Allah (pada hari kiamat nanti) kecuali kamu akan mendapatkan ganjaran pahala (yang besar), sampaipun makanan yang kamu berikan kepada istrimu" (H.R. Bukhari).

Tidak hanya itu saja, bahkan nafkah yang kita berikan kepada keluarga kita dihitung sebagai sedekah. Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda "Harta yang dikeluarkan sebagai makanan untukmu dinilai sebagai sedekah untukmu. Begitu pula makanan yang engkau beri pada anakmu, itu pun dinilai sedekah. Begitu juga makanan yang engkau beri pada istrimu, itu pun bernilai sedekah untukmu. Juga makanan yang engkau beri pada pembantumu, itu juga termasuk sedekah" (H.R. Ahmad)

Demikianlah beberapa keutamaan mencari nafkah. Wallahu 'alam. 
Semoga Bermanfaat.

Ya Allah karuniakanlah kepada kami kemampuan dalam mencari nafkah yang halal, dan lindungilah kami dari sifat malas, Aamiin.

- Dari Berbagai Sumber - 

Saturday 10 March 2012

Doa yang Paling Sering Diucapkan oleh Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam



Anas bin Malik mengatakan,  “Doa yang paling sering dibaca oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, 

اللَّهُمَّ رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً ، وَفِى الآخِرَةِ حَسَنَةً ، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ



“Allahumma Rabbana atina fid dunya hasanah wa fil akhirati hasanah wa qina ‘adzaban naar” [Wahai Allah, Rabb kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka].” (H.R. Muttafaq 'alaih)

Al-Hasan Al-Bashri mengatakan, “Kebaikan di dunia adalah ilmu dan ibadah. Kebaikan di akhirat adalah surga.” Sufyan Ats-Tsauri mengatakan, “Kebaikan di dunia adalah ilmu dan rizki yang baik. Sedangkan kebaikan di akhirat adalah surga.
Marilah kita memperbanyak doa tersebut terutama pada saat sedang sujud dalam shalat karena di dalam doa tersebut telah terkumpul permohonan kebaikan di dunia dan akhirat, wallahu 'alam.
Sumber: konsultasisyariah.com

Friday 9 March 2012

Berdoalah.....

Tiada ibadah yang lebih mudah dan sederhana tapi sarat keutamaan dan manfaat daripada doa. Allah berjanji akan mengabulkan doa setiap hamba yang memohon kepada-Nya dengan sungguh-sungguh. Allah Ta'ala berfirman, "Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu." (QS. Ghafir : 60).

"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasannya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran." (QS. Al-Baqarah : 186).
Dari Abu Hurairah, Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Tidak ada sesuatu yang lebih besar pengaruhnya di sisi Allah Ta'ala selain do'a." (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ahmad).

Jika seseorang berdoa dalam keadaan yakin doanya akan terkabul, Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Berdoalah kepada Allah dalam keadaan yakin akan dikabulkan, dan ketahuilah bahwa Allah tidak mengabulkan doa dari hati yang lalai." (HR. Tirmidzi).
Jika doa tak kunjung terkabul, maka yakinlah bahwa ada yang terbaik dibalik itu. Dari Abu Sa'id, Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Tidaklah seorang muslim memanjatkan doa kepada Allah selama tidak mengandung dosa dan memutuskan silaturahmi (antar kerabat, pen) melainkan Allah akan beri padanya tiga hal: (1) Allah akan segera mengabulkan doanya, (2) Allah akan menyimpannya baginya di akhirat kelak, dan (3) Allah akan menghindarkan darinya kejelekan yang semisal. "Para Sahabat lantas mengatakan, "Kalau begitu kami akan memperbanyak berdoa. "Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam lantas berkata, "Allah nanti yang memperbanyak mengabulkan doa-doa kalian." (HR. Ahmad).

Ibnu Rajab dalam kitabnya Jaami'ul 'Ulum wal Hikam berkata, "Terus meminta dengan doa dan memohon ampunan Allah disertai rasa penuh harap pada-Nya, adalah jalan mudah mendapatkan maghfiroh (ampunan)."
Maka yakinlah terus pada janji Allah, husnuzhan-lah pada-Nya. Janganlah berprasangka kecuali yang baik pada Allah. Dan jangan putus asa dari rahmat Allah dan teruslah berdoa serta memohon pada-Nya.

Referensi: Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal via Milis

Memperbanyak Istighfar Termasuk dari Kunci Rizki

Istighfar adalah satu salah penyebab datangnya rizki dan keberkahan. Hal ini sebagaimana ada didalam Al-Qur'an ketika Nabi Nuh 'Alaihissalam berkata kepada umatnya, "Beristighfarlah kamu kepada Rabbmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula didalamnya) untukmu sungai-sungai." (QS. An-Nuh: 10-12)


"Dan hendaklah kamu beristighfar kepada Rabbmu dan bertaubat kepadanya. (Jika kamu mengerjakan yang demikian) niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan dan Dia akan memberi kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya." (QS. Huud: 3)
Berdasarkan ayat ini dan juga lainnya ulama ahli tafsir menjelaskan bahwa diantara manfaat istighfar dan taubat adalah mendatangkan kelapangan rizki, kebahagiaan hidup, terhindar dari berbagai bentuk petaka dan adzab." (Tafsir al-Qurthubi dan Adhwaa'ul Bayan)
Pada ayat lain dalam surat yang sama, Allah menceritakan tentang Nabi Hud 'Alaihissalam bersama kaummnya' "Dan (Hud berkata), 'Hai kaumku, beristighfarlah kepada Rabbmu lalu bertaubatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan atasmu hujan yang sangat deras, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa." (QS. Hud: 52)
Ulama ahli tafsir menyebutkan, bahwa akibat kekufuran dan perbuatan dosa kaum 'Aad (kaumnya Nabi Hud), mereka ditimpa kekeringan dan kemandulan, sehingga tidak seorang wanitapun yang bisa melahirkan anak. Keadaan ini berlangsung selama beberapa tahun lamanya. Oleh karena itu, Nabi Hud 'Alaihissalam memerintahkan mereka untuk bertaubat dan beristighfar, karena dengan keduanya Allah akan menurunkan hujan, dan mengaruniai mereka anak keturunan. (Tafsir ath-Thabari dan  al-Qurthubi)
Sumber: Ustadz Muhammad Arifin bin Badri

Monday 5 March 2012

Keagungan Silaturahmi

Menyambung kekerabatan dan menyerukan untuk menyambung kekerabatan merupakan amal shalih yang agung. Dalam silaturahim terkandung keselamatan hati, karena dengannya manusia menyambung dan menyerukan untuk menyambung kekerabatan.

Amru bin Dinar berkata, "Tidak ada langkah kaki (setelah menjalankan yang wajib), yang lebih besar pahalanya daripada langkah kaki mendatangi kerabat"

Jika anda berbuat baik kepada kerabat, maka anda telah berbuat baik kepada diri anda sendiri. Berbuat bakhil/pelit kepada mereka, berarti berbuat bakhil terhadap diri anda sendiri. Kerabat adalah sosok yang harus dijaga, diperhatikan dan dilindungi.

Allah Ta'ala berfirman "Orang-orang yang mempunyai hubungan kerabat itu sebagiannya lebih berhak terhadap sesamanya (daripada yang bukan kerabat) didalam kitab Allah. Sesungguhnya Allah maha mengetahui segala sesuatu" (Q.S. Al-Anfal:75)

"Ar-Rahim (kerabat) bergantung di Arsy, ia berkata, 'Siapa yang menyambung hubungan denganku, maka aku akan menyambung hubungan dengannya. Dan siapa yang memutuskan hubungan denganku maka aku akan memutuskan hubungan dengannya.'" (H.R. Muttafaq 'alaih)

Silaturahmi merupakan bentuk kedermawanan Allah, karena dengan silaturahmi ada keberkahan umur dan bertambahnya rizki. Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, "Barangsiapa senang untuk dilapangkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya, hendaknya ia menyambung hubungan dengan kerabatnya (silaturahmi)." (H.R. Muttafaq 'alaih).

Sumber: Ustadz Abu Faiz Muhamad Husain via BlackBerry Messenger